Ghibah sebagai penghalang rejeki

perempuan sedang ber gosip

Meskipun gosip sering dikaitkan dengan perempuan, pria juga terlibat dalam gosip, meskipun mungkin dengan cara yang berbeda atau dengan intensitas yang berbeda. CNN Indonesia mencatat bahwa perempuan lebih cenderung berpartisipasi dalam obrolan gosip dan menganggapnya lebih menyenangkan.

Penting untuk diingat bahwa gosip bisa memiliki dampak negatif, seperti merusak reputasi seseorang dan merusak hubungan. Meskipun ada penjelasan ilmiah untuk perilaku ini, penting untuk menyadari potensi kerugian yang ditimbulkannya

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200826170725-284-539623/alasan-wanita-suka-bergosip-menurut-studi

Sebuah studi mengenai gosip melalui ponsel yang dilakukan oleh Social Issues Research Centre di Inggris membuktikan bahwa :

  • Laki-laki dan perempuan ternyata sama-sama suka bergosip. Hanya saja, perempuan memang meluangkan lebih banyak waktunya untuk bergosip daripada laki-laki.
  • Laki-laki menggunakan 55 persen waktu berbicara mereka untuk gosip, sedangkan perempuan adalah sebesar 67 persen.

 

Sedangkan studi yang dilakukan oleh Adam C. Davis dari University of Ottawa, Kanada menunjukkan perempuan memang lebih senang membicarakan fisik dan keadaan sosial orang lain, sementara laki-laki lebih senang membicarakan pencapaian orang lain.

 

Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2014 oleh Francis T. McAndrew alias Frank McAndrew, profesor psikologi dari Knox College, menyimpulkan laki-laki lebih sering berbagi cerita dengan pasangan mereka. Adapun perempuan senang berbagi cerita dengan sesama perempuan dan juga pasangan mereka.

Yang lebih menarik lagi, perempuan ternyata juga lebih baik dalam mengingat detail pergosipan / per ghibahan mereka, terutama bila menyangkut keadaan fisik orang lain.

Ghibah, atau membicarakan keburukan orang lain di belakangnya, bisa menjadi fitnah jika informasi yang disampaikan tidak benar atau dilebih-lebihkan. Perbedaan utama terletak pada kebenaran informasi: ghibah membicarakan aib yang benar adanya, sedangkan fitnah menyebarkan kebohongan atau melebih-lebihkan fakta.

Dengan makin berkembangnya tehnologi, banyak sekali informasi yang bisa didapat dari handphone ,televisi dan lain lain hanya dalam waktu singkat. Banyak kegiatan yang dilakukan tanpa sengaja termasuk perbuatan ghibah salah satunya adalah membaca berita gossip dan menonton acara di televisi atau youtube yang berkenaan dengan artis dan orang lain. Bahkan ada juga acara televisi tausiah yang isinya curhat tentang pasangannya ataupun menceritakan aib nya sendiri

Dalam ajaran agama Islam, ghibah (membicarakan keburukan orang lain) dianggap sebagai perbuatan dosa yang dapat menghalangi datangnya rezeki. Ghibah termasuk dalam kategori dosa besar yang dianjurkan untuk dijauhi.

Ghibah adalah perbuatan membicarakan aib atau keburukan orang lain, baik itu benar adanya atau tidak, dan hal ini dilarang dalam agama Islam.

Penjelasan lebih lanjut:

Ghibah:

Dalam Islam, ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain, bahkan jika itu benar adanya. Dijelaskan pula bahwa ghibah disamakan dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah mati.

Fitnah:

Fitnah adalah menyebarkan berita bohong atau melebih-lebihkan fakta yang dapat merusak reputasi seseorang atau bahkan menimbulkan perpecahan. Kementerian Agama  mengatakan bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Perkembangan Ghibah Menjadi Fitnah:

Ghibah bisa berubah menjadi fitnah ketika orang yang membicarakan mulai menambahkan bumbu-bumbu cerita atau menyebarkan informasi yang tidak benar.

Bahaya Ghibah dan Fitnah:

Keduanya merupakan dosa besar dalam Islam, merusak hubungan antar manusia, dan dapat menimbulkan perpecahan.

Contoh:

Ghibah:

Membicarakan seorang teman yang memiliki kebiasaan buruk, meskipun itu benar adanya.

Fitnah:

Menyebarkan rumor bahwa teman tersebut melakukan tindakan kriminal, padahal tidak benar.

Penting untuk diingat:

  • Berhati-hatilah dalam berbicara tentang orang lain, terutama jika melibatkan aib atau keburukan.
  • Jika ada informasi yang tidak jelas, lakukan tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkannya.
  • Jaga lisan dan hindari perbuatan ghibah serta fitnah karena dampaknya sangat buruk

 

Ghibah (menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain) termasuk dosa besar dalam Islam

Ghibah (menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain) termasuk dosa besar dalam Islam dan dilaknat Allah SWT. Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Quran dan hadis bahwa ghibah adalah perbuatan yang tercela dan dilarang

Dosa adalah penghalang rezeki:

Dosa-dosa, termasuk ghibah, diyakini dapat menjadi penghalang datangnya rezeki dari Allah SWT. Hal ini karena dosa-dosa dapat merusak amal baik dan mengurangi keberkahan dalam hidup, termasuk dalam hal rezeki.

Larangan dalam Al-Quran dan Hadis:

Larangan ghibah disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 12, yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain."

Perilaku buruk lainnya:

Selain ghibah, ada banyak perilaku buruk lainnya yang juga dapat menghalangi rezeki, seperti dosa-dosa lainnya, memutuskan silaturahim, kikir, dan lain

Hukum Ghibah:

Ulama sepakat bahwa ghibah adalah haram dan termasuk dosa besar.

Dampak Ghibah:

Ghibah dapat merusak hubungan antar individu, menimbulkan fitnah, dan merusak reputasi seseorang.
Ghibah menutup Rejeki :
Karena ghibah adalah dosa. Sedangkan dosa sebagai penutup rejeki, maka ghibah juga sebagai penutup rejekimu

Siksa Ghibah:

Dalam hadis, Rasulullah SAW menggambarkan siksa bagi pelaku ghibah sebagai orang yang mencakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tembaga panas.

Taubat dari Ghibah:

Ghibah tidak dapat dihapuskan hanya dengan ibadah seperti shalat, puasa, atau sedekah. Pelaku ghibah harus bertaubat kepada Allah SWT dan meminta maaf kepada orang yang telah digunjingkan

 

KESIMPULAN

Ghibah adalah perbuatan dosa yang dapat menghalangi datangnya rezeki. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk menjauhi ghibah dan berusaha untuk selalu berbuat baik serta menjaga diri dari segala bentuk dosa

Membuka aib orang lain dalam Islam hukumnya haram dan termasuk dosa besar. Allah SWT melarang perbuatan ini karena termasuk ghibah (menggunjing) dan tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain). Membuka aib juga diibaratkan seperti memakan daging saudara sendiri yang sudah mati, yang menunjukkan betapa buruknya perbuatan tersebut dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Hujurat ayat 12.

Berikut beberapa alasan mengapa membuka aib orang lain dilarang dalam Islam:

Merupakan bentuk ghibah (menggunjing): Mengeluarkan aib orang lain, baik benar maupun salah, termasuk dalam ghibah yang dilarang.

Termasuk tajassus (mencari-cari kesalahan): Mencari-cari aib orang lain juga merupakan perbuatan tercela.

Merusak hubungan antar sesama: Membuka aib orang lain dapat merusak hubungan baik antar sesama muslim.

Mendatangkan dosa besar: Membuka aib orang lain termasuk dosa besar yang dapat menjauhkan pelakunya dari rahmat Allah.

Mendatangkan azab dari Allah: Jika seseorang suka membuka aib orang lain, Allah SWT bisa membalasnya dengan membuka aib orang tersebut.

Selain itu, dalam Islam ada pengecualian di mana seseorang diperbolehkan membuka aib orang lain, yaitu:

Untuk kepentingan umum:

Jika membuka aib seseorang dapat mencegah kemungkaran atau melindungi orang lain dari bahaya, maka diperbolehkan.

Untuk tujuan kebaikan:

Jika membuka aib seseorang dengan tujuan untuk memperbaiki kesalahannya atau membantunya, maka diperbolehkan.

Namun, dalam kedua kasus di atas, niat dan cara penyampaian aib tersebut haruslah benar dan tidak boleh berlebihan.

 

Ghibah banyak dilakukan perempuan menurut science

Perilaku bergosip, yang sering dikaitkan dengan perempuan, memiliki dasar ilmiah dan sosial. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih sering bergosip daripada pria, dan ini terkait dengan berbagai faktor termasuk persaingan sosial, pembentukan hubungan, dan penyebaran informasi.

Berikut beberapa penjelasan ilmiah mengenai fenomena ini:

Persaingan antar perempuan:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gosip dapat menjadi strategi kompetitif di antara perempuan, terutama dalam hal daya tarik romantis dan status sosial. Perempuan mungkin menggunakan gosip untuk merusak reputasi pesaing atau untuk mendapatkan informasi tentang orang lain.

Pembentukan hubungan:

Gosip juga dapat berfungsi sebagai cara untuk mempererat hubungan sosial. Berbagi informasi tentang orang lain, bahkan jika bersifat negatif, dapat memperkuat ikatan di antara kelompok. Beberapa studi di CNN Indonesia menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih menyukai obrolan gosip dan menganggapnya memiliki nilai sosial lebih tinggi.

Penyebaran informasi:

Gosip dapat menjadi cara untuk menyebarkan informasi tentang orang lain, termasuk perilaku, kepribadian, dan hubungan mereka. Informasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti penilaian sosial atau untuk memperkuat norma kelompok.

Faktor psikologis:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan mungkin tidak selalu menyadari bahwa mereka terlibat dalam gosip yang merugikan orang lain. Beberapa perempuan mungkin bergosip secara strategis, sementara yang lain mungkin melakukannya tanpa niat jahat.

Chat Icon